Setelah melalui berbagai fase kehidupan, barulah hari ini berpikir, ke mana saja aku selama ini? Dulu yang pas SD rasanya pinter banget, eh sekarang jadinya bego.
Dulu yang pas SD rasanya pinter banget, eh sekarang jadi pemalas.
Ya. Selama ini kita sudah dibanjiri dengan dopamin secara instan.
Biasanya orang mendapatkan dopamin dengan cara tidak instan. Belajar yang rajin, kemudian dapat nilai bagus. Pasti akan ada rasa puas setelah mendapat nilai bagus, dan barulah dopamin di otak terbentuk. Contoh lain, ketika kita mendapat sukses setelah berjuang susah payah, barulah dopamin terbentuk.
Tapi saat ini, kita sudah bisa mendapatkan dopamin dengan cara membuka handphone. Tinggal klik, dopamin sudah dapat, tinggal rebahan saja. Tau tau dan tidak sadar, kamu sudah meninggalkan mimpimu. Barulah kamu merasakan keterpurukan. Mau berjuang, tapi rasanya mudah capek.
Begitulah yang terjadi padaku. Beberapa bulan ini, hidup terasa jemu. Kaya tidak, terkenal tidak, sukses juga tidak. Rasanya seperti sibuk terus dengan pekerjaan. Setiap kali selesai dengan pekerjaan, rasanya ingin buka handphone, mencari kesenangan sesaat dengan membuka yo*t*be, in*ta**am, scroll komen, buka instast*ry, wa st*ry. Yang tadinya ingin hanya lima menit saja, selancar internet cari hiburan. Eh, tiba-tiba sudah lima jam. Tumpukan tugas belum selesai. Baru mau mengerjakan saja sudah mudah capek.
Kalau buka gadget untuk hal yang penting sih tidak apa. Contohnya seperti mencari informasi, menambah pengetahuan, menambah energi positif. Tapi ini banyak dilakukan untuk hal yang sia-sia.
Semoga dopamin detox ini lancar sampai minimal hari ke 100 😁😁😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar